aku melamun memandang keluar cendela kelas. sekali lagi
tatapanku terhenti disana, tepat di taman sekolah yang mulai sepi karena memang
sudah saatnya pulang sekolah, beberapa kelas bahkan telah pulang lebih dulu.
sekarang kelasku masih melaksanakan ulangan harian jumat biologi.aku?
sebenarnya belum benar-benar menyelesaikannya. aku enggan mengerjakannya
padahal itu berarti aku berpotensi pulang lebih lama, karena apa yang aku lihat
diluar cendela. disana disamping bunga mugunghwa seseorang yang duduk dengan
kacamata dan buku. entahlah, aku tertarik memperhatikan namja itu, aahh tentu
saja, siapa yg tak mengenalnya ? kris. bukan hanya latar belakang keluarganya
yang cukup terpandang dan tampangnya saja yang menarik tapi kecerdasannya pun
memaadai hampir sempurna kecuali sisi negatifnya yg nyaris tidak pernah
terlihat tersenyum, tapi aku melihatnya sedikit ketika memandang bunga
tersebut. apa ini? aku baru saja menggunakan orang lain sebagai alasan ?
padahal yang sebenarnya adalah karena aku memang tidak bisa mengerjakan
soal-soalku.hehe :)
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬
" haruskah aku sendirian disini seperti bulan
lalu?"
"mwo ? appa bahkan menyewakan rumah ini pada orang
lain?"
"entahlah, sekarang aku merasa lebih buruk dari tinggal
sendiri di rumah". aku segera memutuskan teleponnya tanpa salam atau
apapun. kata-kata appa di telepon masih belum bisa kuterima. appa bilang dia
akan bekerja di luar kota seoul seperti biasa, ahh mungkin lebih mudah kuterima
jika masalahnya hanya itu tapi ini? appa menyewakan rumah yang aku tempati.
haruskah dia melakukannya padaku? darah dagingnya? apalagi rumah ini cukup
bagus dengan taman buga di depan dan di dalamnya sekaligus dekat dengan
sekolahku. kemana appa pikir aku akan pergi sepulang sekolah nantinya?
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬
aku OH RA AE , siswi kelas dua sekolah menengah atas
seungri di seoul, terlahir dari keluarga yang sudah tak utuh, karena amma telah
meninggal semenjak aku dilahirkan,dan appa harus bekerja lebih keras untuk bisa
menghidupiku sendirian sampai-sampai aku tidak tahu apa pekerjaan tetap appa
karena appa mengerjakan semua yang bisa dia kerjakan bahkan jika itu membuatnya
tidak pulang seharian, seminggu atau satu bulan seperti terakhir
kalinya,disekolahpun aku tidak terlalu pintar, tidak terlalu banyak teman
karena aku pergi untuk kerja paruh waktuku saat yang lain bermain bersama
sepulang sekolah ahh paket lengkap dari takdirku sebagai orang biasa, atau bahkan
di bawahnya?
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬
aku bekerja di toko bunga yang lumayan besar dan terkenal.
segera ku kayuh sepeda dengan nama toko bunga diranjang depannya untuk mengirim
satu pesanan karangan bunga baby breath dan mawar yang alamatnya tidak
begitu jauh dari sini dan rasanya alamat ini tidak asing lagi, benar saja ini
pemakaman umum. aku segera turun dan membawa rangkaian bunganya tapi entahlah,
kakiku justru melangkah ke bawah pohon tepat dimana amma ku
diistirahatkan.pertama kalinya aku mengunjungi amma sendiri tanpa appa. mungkin
mulai sekarang aku memang harus kesini sendiri, karena terakhir kalinya cukup
lama, 2 bulan yang lalu sebelum appa bekerja jauh dari rumah. aku memandangnya
sejenak dan tak kuasa menahan tubuhku, aku terduduk dan menangis disana.
"setidaknya biarkan aku merasakan pelukan amma saat
pulang sekolah ketika taman kanak-kanak, atau setidaknya biarkan aku mempunyai
sepasang kaos kaki hasil rajutan amma, setidaknya tidak perlu memperjuangkanku
jika akhirnya amma yang harus pergi dan membuatku hidup sendiri. ini
menyedihkan sampai-sampai aku tidak dapat menelan atau memuntahkannya
amma.." aku semakin tidak dapat mengendalikan perasaanku, dan terus
menangis lagi dan lagi. aku memalingkan wajahku kesamping sambil mencoba
menyeka air mata dipipiku, tapi aku melihat sepasang sepatu yang membuatku
mendongak mencoba melihat pemiliknya yang tanpa kusadari sepertinya telah lama
berdiri di sana mempehatikanku.
"omo! kkamjjagiya !" aku kaget melihatnya yang
ternyata adalah namja yang biasa kulihat saat aku ulangan harian dan pulang
terlambat setiap jumat, kris. aku segera menghapus basah dipipiku dan mencoba
terlihat tenang lalu berdiri. dia hanya diam menatapku lalu menunjukan kartu
toko bunga tempatku bekerja. aish jeongmal, aku melupakannya, ohtokke ??
" ahh mian, ini " entah apa yang aku fikirkan aku
justru memberinya bunga dari pemakaman ammaku, bunga 2 bulan yang lalu,
" oh, maksudku ini,jadi kau yang memesannya?
mian," segera kutukar dengan karangan bunga baby breath pesanannya lalu
kuberikan padanya dengan membungkukkan badanku sebungkuk-bungkuknya sebagai
permintaan maaf.
"oh," jawabnya singkat kemudian menerima bunganya
lalu melangkah pergi
"bagaimana aku bisa sebodoh ini?" ucapku dalam
hati dibarengi gerakan tangan memukul kepala sendiri. tiba-tiba dia berhenti
lalu berbalik dan berjalan ke arahku lagi,membuatku segera memasang tampang
tanpa dosaku.
" sepertinya kau lebih membutuhkannya," dia
memberikan bunganya padaku.
"em, mw mwo ?" aku mencoba memperjelas maksudnya.
dia tidak menjawabnya dan tetap mengarahkan bunganya padaku, apalagi yang bisa
kuperbuat selain menerimanya?
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬
hari ini membuatku menggerutu karena yang pulang paling
akhir harus membersihkan kelas dan aula olahraga. sabtu, bagaimana bisa aku
lupa dengan konsekuensi itu? biasanya aku bisa lolos dari pekerjaan melelahkan
tersebut, tapi hari ini, aku tidak melihat kris duduk di sana, dan aku harus mengerjakan
piket sendiri. aish. belum cukup dengan hal itu, pulang sekolah setelah
berhasil membuatku mati matian berlari dari sekolah ke toko tempatku bekerja
agar tidak terlambat, sampai disana lagi-lagi aku lupa kalau hari ini toko
tutup karena pemilik toko akan sedikit melakukan renovasi di bagian dalam ruang
toko. benar-benar membuatku ingin makan es krim dengan coklat dan strawberry
yang banyak didalamnya, tapi tidakkah itu terlalu mewah untuk gadis biasa
sepertiku? ahh gadis kecil di bangku cafe itu membuatku iri, terlebih
pemandangan di sampingnya. bahkan anjing mendapatkan daging dari majikannya,
bagaimana bisa aku yang bekerja mati-matian membeli es krim pun harus menahan
air liur ku?. aku pulang dengan tampang lesu, hari yang mulai gelap membuatku semakin
merasa lelah. aku ingin segera sampai rumah dan merebahkan tubuhku jika sempat
setelah mencuci baju dan piring aahh dimana aku menemukan tempat tanpa
pekerjaan yang melelahkan ? dengan lunglai aku meraih pintu dan mencoba membuka
kuncinya.
" oh, kenapa kuncinya terbuka?mungkinkah appa
pulang?entahlah, ini membuatku ingin cepat tidur jika memikirkannya" aku
melempar sepatuku begitu saja lalu menuju kamarku dan segera melempar tubuhku
ke atas kasur.
"OMO !!! aaaaaaaa" itu bukan hanya teriakanku,
tapi juga seseorang yang segera kutahu dia namja dari suara teriakan kagetnya
karena tertimpa tubuhku, mwo ? namja? .
"kau! dasar manusia cabul, sedang apa kau di kamarku
?" aku segera bangkit, dan memukuli punggungnya dengan bantal sekuat
tenaga.
"hya! ini salahpaham, biarkan aku menjelaskannya"
dia mencoba melindungi dirinya dari pukulanku.
"membiarkanmu menjelaskan kalau kau cabul?" aku
tetap memukulinya "yang benar sa....." aku menghentikan kalimat dan
gerakanku karena dia menahan tanganku kuat setelah dia berbalik.
"kris ??" aku melongo.
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬
jadi appaku tidak main-main dengan ucapannya saat di telpon
telah menyewakan rumah pada orang lain. entah sekarang apa yang harus aku
lakukan ? yang jelas sekarang penyewanya telah disisni. ya, penyewanya adalah
kris. sebenarnya kris tahu rumah yang dia sewa belum sepenuhnya siap, tentu
saja aku tidak akan siap jika dia menunggu kesiapan, tapi kris bilang sekarang
dia benar benar tidak bisa tinggal dirumahnya dan aku? tentu saja yang harus
pergi. aku sudah tidak bisa menahan airmataku ketika menutup pintu rumah
dari luar, aku hanya menunduk, dan bertanya tanya situasi macam apa
sekarang ? aku tidak dapat menghubungi appaku karena ponselku kehabisan batrei.
bisakah aku menggunakan alasan itu untuk masuk sebentar? setidaknya sampai
batrainya terisi? tidak bisakah aku mencari alasan lain agar aku bisa tetap
tidur di dalam sampai besok? tidak bisakah ? ahh yang kubisa hanya pergi dari
sini.
"ra ae," aku tidak yakin tapi sepertinya ada yang
memanggilku, mugkinkah kris? ahh khayalanku, aku tetap melahkah
" oh ra ae" tiba-tiba ada yang memakaikan jaket
pada pundakku.
"aku tidak bisa mengusirmu begitu saja, tapi aku juga
tidak bisa pergi dari sini. tidak bisakah kita menganggapnya bukan sebagai
masalah jika kita tinggal satu atap ?jika kau tak keberatan" ucapnya
"ne! tentu saja bisa, apa yang menjadi masalah ? kau
justru sebuah anugrah." aih itukah yang kuucapkan ? betapa mulutku seperti
petasan. pantas saja kris merubah ekspresi wajahnya setelah mendengarnya. ini
membuatku penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya jika seorang namja dan
yeoja tinggal satu atap hanya berdua saja, mungkinkah akan seperti di
drama-drama ? ohtokke???