BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Fleksibilitas kurikulum dari pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi merupakan suatu tuntutan. Yang perlu diperhatikan ialah beban kurikulum
sekolah kita terkenal sangat sarat dengan berbagai macam mata pelajaran
sehingga sangat mendera peserta didik. Dalam era reformasi hal ini menjadi
berlebihan. Prolifelasi ilmu bukan berarti penambahan beban kurikulum[1].
Yang diperlukan ialah bagaimana cara kita dapat menguasai informasi sebanyak
banyaknya guna dapat mengelola kurikulum dengan sebaik dan setepat mungkin.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian kurikulum ?
2.
Apa
saja komponen-komponen dari kurikulum ?
3.
Bagaiman
organisasi kurikulum ?
4.
Apa
pedoman pelaksanaan kurikulum ?
5.
Bagaimana
segi manajemen dalam pelaksanaan kurikulum ?
6.
Bagaimana
perkembangan kurikulum di Indonesia ?
7.
Apa
itu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?
1.3
Tujuan
Masalah
1.
Menjelaskan
pengertian kurikulum
2.
Menyebutkan
komponen-komponen dari kurikulum
3.
Menjelaskan
organisasi kurikulum
4.
Menyebutkan
pedoman kurikulum
5.
Menjelaskan
segi manajemen alam pelaksanaan kurikulum
6.
Menyebutkan
perkembangan kurikulum di Indonesia
7.
Menjelaskan
mengenai KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kurikulum
Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir
yang artinya pelari atau curere yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah
kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman romawi kuno di yunanai, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari
mulai dari garis start sampai garis finish. Berdasarkan pengertian ini, dalam
konteksnya denan dunia pendeidikan memberikan pengertian sebagai “circle of
instruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat
didalamnya.[2]
·
Kurikulum
dalam arti sempit sekali adalah jadwal pelajaran
·
Kurikulum
dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik teori maupun praktek yang
diberikan kepada siswa-siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.
·
Kurikulum
dalam arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan
kepada anak didik selama mengikuti pendidikan.[3]
·
Dalam
buku lee and lee (1940) yang dikutip oleh Sulistyorini dalam bukunya, Manajemen
Pendidikan Islam Konsep, Strategi dan Aplikasi (2009) Kurikulum adalah strategi
yang digunakan untuk mengadaptasi pewarisan kultura dalam mencapai tujuan
sekolah.
·
Kurikulum
merupakan suatu system, yaitu ada tujuan, isi, evaluasi, dan sebagainya yang
saling terkait. Disamping kurikulum sebagai guiding instruction, juga merupakan
alat antisipatori yaitu alat yang dapatmeramalkan masa depan , bukan hanya
sebagai reportial, yaitu sesuatu yang hanya melaporkan kejadian yang telah
berjalan[4].
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan
kualitas interaksi belajar mengajar[5].
B.
Komponen-komponen
Kurikulum[6]
a)
Komponen
tujuan
Dalam komponen tujuan ini kita akan mengenal tingat-tingkat tujuan,
dimana antara yang satu dengan yang lainnya merupakan suatu kesatuan. Kurikulum
suatu sekolah mempunyai dua tujuan yaitu, :
1.
Tujuan
yang ingin dicapai sekolah secara mnyeluruh. Tujuan tersebut biasanya
digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan, sikap yang kita
harapkan
2.
Tujuan
yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi tujuan ini pun digambarkan pula
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dapat
dimiliki murid / siswa setelah mempelajari bidang studi pada suatu sekolah
tertentu.
b)
Komponen
materi ( isi dan struktur program )
Isi kurikulum
berisi : pencapaian target yang jelas, materi standar, standar hasil belajar
siswa, dan prosedur pelaksanaan pembelajaran. Struktur program, program
pendidikan terdiri dari program inti, local, ekstrakurikuler dan kepribadian.
Dalam peraturan
pemerintah republik Indonesia no. 28 tahun 1990 tentang pendidikan Indonesia
BAB VII kurikulum pasal 14 memuat bahwa[7] :
1.
isi
kurikulum pendidikan dasar merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan dasar.
2.
Isi
kurikulum pendidikan dasar wajib memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan
pelajaran :
a.
Pendidikan
pancasila
b.
Pendiikan
agama
c.
Pendiikan
kewarganegaraan
d.
Bahasa
Indonesia
e.
Membaca
dan menulis
f.
Ilmu
bumi
g.
Matematika
(termasuk berhitung)
h.
Pengantar
sains dan teknologi
i.
Ejarah
nasional dan sejarah umum
j.
Kerajinan
tangan dan kesenian
k.
Pendidikan
jasmani dan kesehatan
l.
Menggambar
m.
Bahasa
Inggris
3.
Satuan
pendidikan dasar dapat menambah mata pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungan
dan cirri khas satuan pendidikan yang bersangkutan dengan tidak mengurangi
kurikulum yang berlaku secara nasional dan tidak menyimpang dari tujuan
pendidikan nasional
4.
Satuan
pendidikan dasar dapat menjabarkan dan menambah bahan kajian dari mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan setempat.
c)
Komponen
strategi
Strategi
pelaksanaan kurikulum tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan
pelajaran, cara didalam mengadakan penilaian, cara ini dalam melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan dan cara mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan.
Cara dalam melaksanakan pengajaran mencakup cara yang berlaku dalam meenyajikan
tiap bidang studi, termasuk cara (metode) mengajar dan alat pengajaran yang
digunakan.
d)
Komponen
evaluasi
Pendidikan
adalah sebagian dari keperluan manusia. Untuk itu sekolah harus paham dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena kurikulum sebagai bahan
konsumsi anak didik dan sekaligus juga konsumsi masyarakat, maka harus dinilai
terus menerus serta menyeluruh terhadap bahan atau program pengajaran.
Disamping itu, penialian terhadap kurikulum dimaksudkan juga sebagai feedback
(umpan balik) terhadap tujuan, materi, metode, sarana, dalam rangka membina dan
mengembangkan kurikulum lebih lanjut.
C.
Organisasi
kurikulum[8]
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan
pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurrikulum
sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena
pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan ini dan cara penyampaian pelajaran
berbeda pula.
Pola-pola
pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya tetapi yang kami pandang perlu
untuk dikemukakan pada kesempatan ini ada 4 macam yakni :
1.
Separated
subject curriculum
Kurikulum ini
menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subject)
yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara
pelajaran satu dengan yang lain, juga antara suatu kelas dengan kelas yang
lain.
Dengan
demikian, sukar terdapat kebulatan pengetahuan pada anak. Sebagai contoh
misalnya, dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran unuk “sekolah rakyat 6
tahun” atau sekolah dasar. Teriri atas ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, ilmu
tubuh manusia, ilmu keseehatan, dan masih ada juga ilmu alam. Untuk masa
sekarang semua mata pelajaran tersebut diatas diintegrasikan dan diberikan
predikat sebagai ilmu pengetahuan alam disingkat IPA.
2.
Correlated
curriculum
Pada dasarnya,
organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain saling
ada hubungan, bersangkut paut, (correlated) walaupun mungkin batas-batas satu
dengan yang lain, masih dipertahankan.
3.
Integrated
curriculum
Integrated
curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan
pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran
diharapkan mampu membentuk kepribadian yang integral selaras dengan kehidupan
di sekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan
disekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan anak
diluar sekoalah.
4.
Core
curriculum
Yaitu kurikulum
inti yang diberikan kepada semua siswa untuk mencapai keseluruhan program
kurikulum secra utuh. Contoh, agama dan PPKN.
D.
Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum[9]
1)
Struktur
program
Yang dimaksud
dengan struktur program adalah susunan bidang pelajaran yang harus dijadikan
pedoman pelaksanaan kurikulum disuatu jenis an jenjang sekolah.
a.
Jenis-jenis
program pendiikan
b.
Bidang
studi untuk masing-masing jenis program
c.
Satuan
waktu pelaksanaan (di SD semester di SMP semester an)
d.
Alokasi
waktu untuk tiap bidang studi tiap satuan waktu pelaksanaan
e.
Jumlah
jam pelajaran per minggu.
2)
Penyusunan
Jadwal Pelajaran
Yang dimaksud
dengan jadwal pelajaran adalah urut-urutan mata pelajaran sebagai pedoman yang
harus diikuti dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Jadwal bermanfaat bagi
guru, siswa maupun kepala sekolah. Beberapa yang harus diingat dalam dalam
penyusunan jadwal adalah :
a.
Jam-jam
pelajaran pagi hari diperuntukkan bahan yang “berat” yang harus banyak meminta
tenaga dan pikiran dari anak
b.
Pelajaran
yang membutuhkan kegiatan jasmani diletakkan pada pagihari agar tidak terlalu
banyak keringat yang keluar. Untuk pelajaran olahraga perlu sinar matahari pagi
c.
Siang
hari dapat diperuntukkan bagi pelajaran yang sifatnya agak santai, dan tiak
banyak meminta pikiran, misalnya kesenian, menggambar dan sebagainya
d.
Usahakan
agar ada selingan antara pelajaran yang berat dengan pelajaran yang ringan.
Paling banyak untuk sesuatu jenis pelajaran hanya 3 jjam pelajaran, tetapi
jangan kurang dari 2 jam (kalau mungkin)
e.
Agar
antara kelas yang berdekatan tidak saling mengganggu maka penyusunan jadwal
pelajaran harus mengingat letak kelas
f.
Dalam
penyusunan jadwal harus mengingat jumlah jam per minggu untuk suatu tingkat
atau kelas, beban tugas guru per minggu dan ketentuan banyaknya jam pelajaran
dalam sehari, dan lamanya waktu istirahat disela-sela pelajaran.
3)
Penyusunan
Kalender Pendidikan
Menyususn
rencana kerja sekolah untuk kegiatan selama satu tahun merupakan bagian manajemen
kurikulum terpenting yang harus sudah tersusun sebelum ajaran baru. Dahulu
rencana tahun ini disebut dengan istilah “rencana tahunan” karena memang isinya
adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu tahun. Oleh karena
jangka waktu pelaksanaannya dalam kurun waktu satu tahun ajaran maka disebut
juga “kalender akadmik” atau “kalender pendidikan”. Namun, resmi terakhir
adalah “kalender sekolah” seperti
tertuang dalam lampiran keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan
taggal 15 oktober 1976 , no. 0255/U/1976. Tujuan penyusunan kalender akademik
adalah agar penggunaan waktu selam satu tahun terbagi secara merata dan terbagi
secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan mutu pendidikan. Adanya
pedoman dari pusat dimaksudkan agar ada keseragaman untuk seluruh sekolah di
Indonesia. Beberapa yang harus diperhatikan :
a.
Setiap
kegiatan mempunyai fungsi meninkatkan mutu, efektivitas dan efisiensi
pendidikan
b.
Setiap
kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang relevan
c.
Dalam
fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan kegiatan kurikuler dan kegiatan
ekstra kurikuler merupakan suatu kegiatan yang integratif
d.
Penjadwalan
ekstrakurikuler menjamin kelancaran dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
kurikuler.
4)
Pembagian
Tugas Guru
Prinnsip
manajemen yang sering dikehendak dilaksanakan di Indonesia adalah “bottom up
policy” bukan “top down policy” yaitu menampung pendapat bawahan sebelum
pimpinan meutuskan suatu kebijaksanaan, atau keputusan didasarkan atas
musyawarahbersama . oleh karena itu, maka dalam mengadakan pembagian tugas guru,
kepala sekolah tidak boleh “main perintah atau main tunjuk” tetapi dibicarakan
dalam dalam rapat meja guru sebelum ahun ajaran dimulai. Hal-hal yang harus
diingat adalah :
a.
Bidang
keahlian yang dimiliki oleh guru
b.
System
guru kelas dan system guru bidang studi. Disekolah dasar masih digunakan sistem
guru kelas, melihat peralihan lingkungan anak kecil dari keluarga ke sekolah.
Ada dua sistem sehubungan dengan guru kelas, yaitu:
1.
Sistem mengsak, jika guru mengikuti sistem siswa-siswanya nya naik kelas
2.
Sistem bertukar, jika guru memegang sesuatu tingkat terus-menerus
c.
Formasi,
yaitu susunan jatah petugas sesuai dengan banyak dan jenis tugas yang akan
dipikul
d.
Beban
tugas guru menurut ketentuan yaitu 24 jam per minggu
e.
Kemungkinan
adanya perangkapan tugas mengajarkan mata pelajaran lain jika masih kekurangan
guru
f.
Masa
kerja dan pengalaman mengajar dalam bidang pelajaran yang ditekuni oleh
masing-masing guru.
5)
Pengaturan
atau penempatan siswa dalam kelas
Pengaturan
siswa menurut kelasnya sebaiknya sudah dilakukan bersama waktu dengan
pendaftaran ulang siswa tersebut. Hal ini akan mempermudah siswa baru pada
peristiwa hari pertama masuk ke sekolah. Oleh karena keadaan kemampuan siswa
belum dikenal, maka yang dipakai untuk pertimbangan penempatan ke kelas-kelas
antara lain : jenos kelamin, asal sekolah dan (jika mungkin) latar belakang
orangtua atau wali. Pengaturan siswa dikelas dilakukan oleh guru kelas (di SD)
atau guru wali kelas pada hai petama masuk sekolah. Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan pada hari pertama : mengatur tempat duduk, perkenalan dengan
kawan sekelas-guru wali kelas, penjelasan tentang tata tertib sekolah
(ruang-ruang penting, tata usaha, kantor kepala sekolah, dan sebagainya). Untuk
mempermudah komunikasi, sebaiknya setiap ruang diberi tata pengenal berupa
nomor atau abjad. Baik sekali jika ada denah sekolah agar jika ada tamu dari
luar tidak harus mencari-cari tempat yang dituju.
6)
Penyusunan
Rencana Mengajar
Penyususnan rencana mengajar dilakukan melalui dua tahap :
a.
Tahap
penyusunan rencana terurai
Yang dimaksud
penyusunan rencana terurai adalah pembuatan program garis besar tetapi
terperinci mengenai penyajian bahan pelajaran selama satu tahun. Sebelum guru
memulai menyusun satuan pelajaran terlebih dahulu harus menyusun program secara
cermat melalui langkah-langkah berikut :
i.
Menghitung
banyaknya pokok bahasan yang terdapat selama penggalan waktu tertentu ,
misalnya satu semester (untuk SD semester).
ii.
Menghitung
banyaknya sub pokok bahasan untuk tiap-tiap pokok bahasan kemudian dijumlahkan
untuk satu semester.
iii.
Menghitung
bayaknya hari efektif selama satu semester dengan melihat kalender sekolah dan
kalender tahunan agar dapat diketahui betul hari-hari yang dapat digunakan
untuk melaksanakan tugas mengajar.
iv.
Memasangkan
banyak sub pokok bahasan dengan alokasi waktu yang disediakan selama satu
semester.
b.
Tahap
penyusunan satuan pelajaran
Penyusunan
satpel (satuan pelajaran) sebaiknya dilakukan sealigus selesai sebelum
mengajar. Namum jika tidak mungkin dilakukan secara bertahap jika sudah
memadai. Secara garis besar satuan pelajaran berisi komponen-komponen yang
berhubungan dengan :
·
Identitas
materi pelajaran : pokok bahasan,sub pokok bahasan, tujuan instruksional umum,
tujuan instruksional khusus dan kelas.
·
Waktu
pelaksanaan : waktu pelaksanaan, alokasi waktu
·
Bagaimana
dilaksanakan : metode mengajar, alat-alat pelajaran yang diperlukan, buku
sumber yang diambil, alat evaluasi, kegiatan belajar mengajar yang dipilih.
Dengan komponen
komponen yang disebutkan selanjutnya disajikan untuk satuan pelajaran sebagai
berikut :
Ø Judul / pokok bahasan
Ø Sub pokok bahasan
Ø Kelas
Ø Alokasi waktu
Ø Tujuan instruksional umum
Ø Tujuan instruksional khusus
Ø Materi pelajaran
Ø Pendekatan
Ø Metode mengajar
Ø Kegiatan belajar mengajar
Ø Media/alat pelajaran
Ø Kegiatan belajar mengajar
Ø Media/alat pelajaran
Ø Sumber bahan
Kurikulum untuk
sekolah-sekolah ini perlu dirancang secara khusus tanpa meninggalkan tuntutan
minimal dari kurikulum nasional serta pemupukan sikap yang sesuai dengan konsep
wawasan nusantara.[10]
E.
Segi
Manajemen dalam Pelaksanaan Kurikulum[11]
Sebagai salah
satu batasan pengertian yang dimaksud dengan pelaksanaan kurikulum adalah
pelaksanaan mengajar di kelas. Secara manajemen, selama guru berada di kelas
terbagi menjadi 3 tahap yaitu :
i.
Persiapan
Yang dimaksud
dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai
mengajar. Yang dikerjakan antara lain :
·
Salam
·
`memperhatikan
kondisi sekeliling kelas apakah ada kondisi yang mengganggu proses belajar mengajar
misal, papan tulis belum dibersihkan dll
·
Melakukan
absensi
·
Memeriksa
apakah siswa sudah siap dengan catatan dan tidak ada buku lain selain pelajaran
tersebut
ii.
Pelaksanaan
pelajaran
Yang dimaksud
dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang
dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai
pokok bahasan yang diajarkan.pelaksanaan pelajaran dibagi menjadi tiga tahap :
Ø Pendahuluan ; mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian untuk
masuk ke poko bahasan mislanya, memberikan apersepsi atau mengajukan pertayaan
yang harus dijawab siswa.
Ø Pelajaran inti : interaksi belajar mengajar yang terjadi dimana
selama guru dan siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu
Ø Evaluasi : kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai
pembahasan pelajaran inti. Dapat dilakukan dengan : membuat ringkasan,
mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi formatif, member tugas rumah dan
sebagainya.
iii.
Penutupan
Yang dimaksud
dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi dikelas setelah guru selesai
melaksanakan tugas mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya unttuk
pertemuan itu. Dapat dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan,
salam dan sebagainya.Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru
pada waktu pelaksanaan pelajaran ada dua : (1) mengisi buku kelas atau buku
kemajuan kelas dan (2) mencatat kesulitan siswa yang disebut buku bimbingan
belajar.
F.
Perkembangan
Kurikulum di Indonesia
Kurikulum mulai
1975 diganti dengan kurikulum 1984 kemudian diganti kurikulum 1994. Kemudian
pada tahun 2004 diganti lagi dengan KBK C Kurikulum Berbasis Kompetensi dan
tahun 2007 dilaksanakan KTSP (Kurrikulum Tingkat Satuan Pendidikan)[12]
G.
KTSP/Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan, struktur an muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus[13].
Silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan atau
kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dasar,
materi poko / pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian.[14]
menurut panduan
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2007 dalam garis
besarnya KTSP dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut[15] :
·
Berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
ligkungannya
·
Beragam
dan terpadu
·
Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
·
Relevan
dengan kebutuhan hidup
·
Menyeluruh
dan berkesinambungan
·
Belajar
sepanjang hayat
·
Seimbang
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
KTSP merupakan
perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber
daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. KTSP sebagai kerangka
inti mempunyai empat komponen yaitu, kurikulum dan hasil belajar (memuat
perencanaan pengembangan kompetensi secara keseluruhan), penilaianberbasis
kelas (memuat prinsip,sasaran, dan pelaksanaan penilaian yang terpadu dengan
kegiatan pembelajaran), kegiatan belajar mengajar (memuat gagasan pokok tentang
pembelajaran untuk mencapai kompetensi), dan pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah (memuat pola pemberdayaan tenaga kependidikan). KTSP memiliki crri :
(1) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasik (2) berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman (3) penyampaian
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode secara bervariasi (4) sumber
belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsure edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar
dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi[16]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Manajemen
kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar
·
Komponen
kurikulum ada 4 : 1) komponen tujuan, 2) komponen materi, 3) komponen strategi
dan 4) komponen evaluasi
·
Organisasi
kurikulum ada 4 : 1) separated subject curriculum 2) correlated curriculum 3)
integrated curriculum 4) core curriculum
·
Pedoman
pelaksanaan kurikulum ada 6 : 1) sruktur program 2) penyusunan jadwal pelajaran
3) penyusunan kalender pendidikan 4) pembagian tugas guru 5) pengaturan atau
penempatan siswa dalam kelas 6) penyusunan rencana mengajar
·
Segi
manajemen dalam pelaksanaan kurikulum ada 3 : 1) persiapan 2) pelaksanaan
peajaran 3) penutupan
·
Perkembangan
kurikulum di Indonesia : Kurikulum mulai 1975 > kurikulum 1984 >
kurikulum 1994 > KBK C Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004) > 2007-
sekarang dilaksanakan KTSP (Kurrikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
·
KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan, struktur an muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus
3.3 Saran
Salah satu cara
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan tepat hendaknya dengan mengelola kurikulum berdasarkan
pengetahuan mengenai kurikulum yang cukup agar dapat mengelolanya sesuai dengan
kebutuhan pendidikan.
Demikian makalah ini kami buat sesuai dengan
kemampuan kami.kami meyadari dalam makalah ini tentu
tidak luput dari adanya kesalahan dan masih banyak kekurangan karenanya, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyusunan yang lebih
baik kedepannya.
Daftar
Pustaka
Tilaar H.A.R, 2004, Manajemen
Pendidikan Nasional, ( Bandung, PT Remaja Rosdakarya )
Arikunto Suharsimi dan Lia Yuliana, 2008
Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media )
Sulistyorini, 2006 manajemen
Pendidikan Islam, (Surabaya : eLKAF )
Sulistyorini, 2009 Manajemen
Pendidikan Islam Konsep Strategi dan Aplikasi, ( Yogyakarta: Penerbit TERAS )
[1]
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya
Media, 2008), hlm. 176
[2]Sulistyorini,
manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya : eLKAF, 2006), hlm. 27
[3]Op.cit
, Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana hlm. 131
[4]
Op. Cit., Sulistyorini, hlm. 29
[5]
Op. Cit., Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, hlm. 131
[6]
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam Konsep Strategi dan Aplikasi, (
Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2009), hlm. 43-44
[7]
H.A.R Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, ( Bandung, PT Remaja Rosdakarya :
2004), hlm. 60-61
[8]
Op.cit., Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam Konsep Strategi dan Aplikasi,
hlm. 48-49
[9]
Op.cit., Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana hlm. 133-140
[10]
Op.cit., H.A.R Tilaar, hlm. 114
[11]
Op. Cit Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, hlm. 140-141
[12]
Ibid., hlm. 143
[13]
Ibid., hlm. 162
[14]
Op.cit, Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam Konsep Strategi dan Aplikasi hlm.
60
[15]
Op.cit., Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, hlm. 163
[16]
Op.cit, Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam Konsep Strategi dan Aplikasi,
hlm. 63-64